Template by:
Free Blog Templates

Jumat, 05 Februari 2010

Chappter 2

Suara riuh nan gemuruh terdengar dari sekolah yang bisa dibilang sangat megah itu.
"Kuchiki-san, aishiteru!"
"Kuchiki-sama, we love you!"
"Rukia-sama jadilah pacar ku!" begitulah beberapa teriakan-teriakan histeris dari para siswa lelaki, maupun wanita.
Kuchiki Rukia, selain cantik, pintar, dia juga keturunan asli bangsawan terkaya diseluruh Jepang. Pantas saja, tak hanya pria, bahkan banyak wanita yang menjadi penggemar beratnya, terkecuali bagi mereka yang sirik.

~Ichigo's POV~

Aku diam dibawah pohon rindang ini, memperhatikan lekat-lekat sosok yang sudah keluar dari balik mobil mewah tersebut.
Perasaan ku? Tentu saja saat ini semua menjadi satu. Antara bingung, senang, kesal, kecewa, marah, dan perasaan yang lain yang tak bisa ku sebutkan satu-persatu.
"Cie, Kurosaki tak bisa berheti memandangi Kuchiki-san," suara nyaring Rangiku menyadarkan ku dari lamunan ku.
"Diam!" bantah ku kejam.
"Kurosaki, kau tak bisa memungkiri itu semua!" si pendek itu mulai cari masalah dengan ku.
"Diam kau, Hitsugaya!" tambah ku dan sukses memancing emosinya keluar.
"Hitsugaya buchou!" ya, aku tak memperdulikan kata-katanya barusan. Lalu aku berbalik, kembali pada posisiku semula. Tidur, menggunakan kedua tangan ku sebagai bantalan.

~End of Ichigo's POV~

~Rukia's POV~

'Ah, kenapa jadi seperti ini?' pikir ku dalam hati.
Aku tidak mengerti apa yang terjadi sehingga dia bisa-bisanya dikerubungi begitu banyak orang yang tentu saja tidak ku ketahui siapa-siapa saja namanya.
Karena penat, tak sengaja pandangan ku teralih pada sekumpulan anak-anak yang familiar bagi ku. Ketika, aku memperhatikan mereka, mereka juga memperhatikan kearah ku, dan mereka tersenyum.
Tentu saja! Mereka sahabat ku sejak kecil.
Tak ku pedulikan orang yang membuat ku menjadi sengsara, langsung saja aku bergegas menuju tempat mereka berkumpul.
"Ruki-kun," sapa sahabat yang selalu menjadi tempat curahan bagi ku, Momo.

"Hei, bagaimana kabar mu 5 tahun di Amerika?" Rangiku, salahsatu teman ku yang sangat baik kepada ku.

"Wah... Wah... Sepertinya tuan puitri ini sudah berubah ya?" sapa sebuah suara yang tak lain tak bukan adalah Hitsugaya.

Begitulah tanggapan sahabat-sahabat ku yang telah 5 tahun ku tinggalkan.

Respon ku? Aku hanya tersenyum menanggapi semua pernyataan juga pertanyaan dari sahabat-sahabat ku itu.

"Apanya yang berubah? Dia masih saja tetap pendek seperti dulu!" sapa sebuah suara yang selalu ku nantikan, yang sangat kurindukan dari balik pohon.

Tak sabar, akupun mengintip dibalik pohon, benar saja! Yang kunantikan benar-benar terjadi. Dia duduk dibawah pohon, menyangga kepalanya dengan kedua tangannya, menutup matanya, berpura-pura dia tidak peduli akan kedatangan ku.
Merasa kesal, akupun menghampirinya dan langsung saja ku layangkan sambaran tangan ku ke kepalanya.
"Auuu... kau ini apa-apaan sih?" kesalnya melihat kearah ku. Rasakan, itulah akibatnya kalau tidak menghiraukan kata-kata seorang Kuchiki Rukia, rutuk ku dalam hati.
Namun sejenak kami berdua terpaku dalam diam.
Saling memperhatikan perubahan masing-masing, perubahan yang terjadi selama 5 tahun tidak berjumpa.
Sejenak rona merah disertai dengan rasa hangat merayapi pipi ku. Apa yang terjadi dengan ku sih? Mengapa aku jadi seperti ini?
Ku lihat juga wajah Ichigo juga menampakkan ekspresi yang sama.
Terpaku dalam pandangan mata musim gugur itu membuat ku semakin salah tingkah.
Namun seakan tersihir oleh tatapan lembut itu, akupun semakin mendekat, hingga...
"Ehem, jangan lupakan kami," suara Momo terdengar jelas ditelingaku.
"Orang kasmaran memang lupa waktu dan tempat," seruan Rangiku menambah rona merah di wajah ku.
"Dasar payah!" tambah Hitsugaya. Mati aku! Benar-benar malu aku sekarang.

Treeeeetttt

Bunyi bel menyadarkan kami dari pergumulan kami.
Yosh, sepertinya akan menarik!
Entah apa yang akan terjadi, tapi ini semakin menarik!
Semoga saja. :)

~TBC~